Achmad Maulana Ambiya : Cahaya Pembasmi Hama
Perancangan Piranti
Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya
Serangga dan Reaksinya Terhadap Cahaya
Serangga adalah mahluk hidup dengan spesies terbanyak didunia.
Total spesies serangga sebesar 4-8 juta sangat dominan dibanding total spesies
seluruh mahluk hidup sebanyak 12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang
teridentifikasi sebesar 1.5 juta, jumlah serangga yang teridentifikasi sebesar
950 ribu. Ini berarti jumlah serangga yang teridentifikasi lebih dari 1/2
jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi. Serangga adalah kelompok utama hama.
Menurut pakar perlindungan tanaman, Purnama Hidayat, paling tidak ada lima
alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut.
- Serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan, kurang lebih 2/3 spesies hewan yang telah teridentifikasi adalah serangga
- Serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya.
- Serangga memiliki jenis makanan yang beragam.
- Serangga dapat berkembang biak dengan cepat.
- Serangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida.
Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan
adaptasi yang tinggi, serangga mudah terpengaruh oleh kondisi fisik lingkungan.
Oleh karenanya serangga hama dapat dikendalikan secara fisik, yakni melalui
pengaturan faktor-faktor fisik diantaranya suhu, kelembaban, suara dan cahaya.
Pengaruh suhu terhadap serangga
Kelembaban (RH) :
mempengaruhi penguapan cairan tubuh serangga, preferensi tempat hidup dan
persembunyian (terutama iklim mikro). RH Optimum 73-100%.
Cahaya : mempengaruhi
aktivitas serangga (diurnal, nokturnal, krepuskular), perilaku serangga
(tertarik gelombang cahaya, menghindar gelombang cahaya).
Serangga dapat dibedakan
dalam berbagai jenis menurut kemampuan adaptasi terhadap faktor fisik. Jenis
serangga fototropik positif adalah salah satu jenis serangga yang tertarik
terhadap cahaya. Setiap cahaya yang terpancar memiliki satuan intensitas
tertentu. Intensitas cahaya ini dapat mempengaruhi perilaku serangga (hama).
Besarnya intensitas cahaya yang diperlukan sangat berpengaruh terhadap sumber
energi listrik yang dibutuhkan. Suatu rancangan catu daya listrik, akan sangat
berpengaruh terhadap efesiensi energi. Jenis-jenis serangga yang mudah
terpengaruh terhadap intensitas cahaya memberikan data untuk merekomendasi
bahwa cahaya dapat diterapkan sebagai pembasmi serangga hama, dan kemudian
serangga yang tertangkap juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang berkualitas.
Salah satu sifat serangga adalah memiliki ketertarikan terhadap cahaya, dalam
praktek secara tradisional hal ini telah lama diaplikasikan misalnya
menggunakan lampu petromak untuk menangkap laron (serangga), menangkap lalat
buah dengan warna kuning, menangkap lalat dengan warna-warni yang mencolok dan
menangkap nyamuk mengunakan cahaya ultraviolet. Bahkan di Malaysia dalam
beberapa aplikasi yang terbatas juga telah diterapkan dalam bidang pertanian.
Mengukur Intensitas Cahaya
Salah satu cara untuk
mengamati energi cahaya dapat dilakukan dengan mengukur pengaruh besaran dan
distribusi partikel dalam Flow cytometers. Flow cytometers pada dasarnya adalah
mikroskop yang dilengkapi dengan komponen yang berfungsi untuk melalukan
individu cell secara sekuensial melalui berkas cahaya (laser) yang akan
dianalisis. Komponennya antara lain:
- Sumber cahaya, dan komponen pemfokus cahaya.
- Fluidics, untuk mengarahkan cells melalui cahaya.
- Detektor Elektronika, untuk mendeteksi cahaya dan mengubahnya ke bentuk sinyal digital.
- Suatu komputer untuk penyimpanan signals yang akan dianalisis.
Sumber Cahaya
Sumber cahaya pada suatu
flowcytometer adalah laser. Alasan penggunaan laser, karena kemampuannya untuk
difokuskan menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan komponen-komponen
fluidics terkait. Laser memancarkan cahaya koheren, dan merupakan berkas sangat
paralel. Hal ini memungkinkan dasar pengukuran yang berbasis pada gangguan
berkas (beam disturbance) dapat dilakukan (forward scatter, side scatter). Batasan
prinsip bagi lasers ditentukan oleh panjang gelombang yang dapat menimbulkan
eksitasi. Secara virtual semua cytometers mengikuti standar laser argon, yang
memancarkan cahaya pada 488 nm. Selanjutnya lasers lain dapat digunakan, untuk
mendapatkan panjang gelombang eksitasi lainnya.
Rancangan Alat Penangkap
Serangga Hama
Setelah nilai intensitas
cahaya yang efektif diperoleh melalui uji laboratorium, dapat diimplementasikan
dalam rancangan alat penangkap serangga hama di lahan pertanian. Secara umum
gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini adalah sebagai berikut
; dengan menyalakan lampu utama (lampu 4 pada gambar ) dalam beberapa waktu
untuk mengumpulkan semua serangga. Setelah lampu utama (lampu 4) padam, lampu
perangkap serangga kecil (lampu 3) dinyalakan, sehingga serangga menuju
perangkap serangga kecil yang di atasnya telah dipasang filter sehingga hanya
serangga ukuran kecil saja yang dapat masuk dan terperangkap. Setelah lampu
perangkap serangga kecil (lampu 3) padam, kemudian lampu perangkap serangga
sedang (lampu 2) dinyalakan sehingga sisa serangga yang tidak masuk perangkap
pertama menuju perangkap ke dua (perangkap serangga sedang). Filter dipasang
agar serangga besar tidak terperangkap pada perangkap ke dua. Setelah lampu perangkap
sedang (lampu 2) padam, kemudian lampu perangkap serangga besar (lampu 1)
menyala sehingga serangga besar menuju perangkap serangga ke tiga. Filter
dipasang agar serangga tertentu dalam ukuran sangat besar yang biasanya menjadi
prodator menguntungan tidak ikut terperangkap. Demikian seterusnya proses
diulang sehingga diperoleh serangga dalam tiga kategori ukuran: kecil, sedang,
dan besar.
Nama :Achmad Maulana Ambiya
Nim :1903015041
Kelas :7C
Referensi :PerancanganPiranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya
Komentar
Posting Komentar