Tugas 10 [Achmad] Kriptografi Modern

 

Pendahuluan 

• Beroperasi dalam mode bit atau byte (algoritma kriptografi klasik beroperasi dalam mode karakter) → kunci, plainteks, cipherteks, diproses dalam rangkaian bit/byte → operasi bit xor paling banyak digunakan 3 
• Tetap menggunakan teknik pada algoritma klasik: substitusi dan transposisi, tetapi lebih kompleks (Tujuan: sangat sulit dikriptanalisis) 
• Perkembangan algoritma kriptografi modern didorong oleh penggunaan komputer digital untuk keamanan pesan. 
• Komputer digital merepresentasikan data dalam biner.



Rangkaian bit 

• Pesan (dalam bentuk rangkaian bit) dipecah menjadi beberapa blok 
• Contoh: Plainteks 100111010110 Bila dibagi menjadi blok 4-bit 1001 1101 0110 maka setiap blok menyatakan 0 sampai 15: 9 13 6 6 Bila plainteks dibagi menjadi blok 3-bit: 100 111 010 110 maka setiap blok menyatakan 0 sampai 7: 4 7 2 6 7 
• Padding bits: bit-bit tambahan jika ukuran blok terakhir tidak mencukupi panjang blok 
• Contoh: Plainteks 100111010110 Bila dibagi menjadi blok 5-bit: 10011 10101 00010 Padding bits mengakibatkan ukuran cipherteks sedikit lebih besar daripada ukuran plainteks semula.

Representasi dalam Heksadesimal 

• Pada beberapa algoritma kriptografi, pesan dinyatakan dalam kode Hex: 0000 = 0 0001 = 1 0010 = 2 0011 = 3 0100 = 4 0101 = 5 0011 = 6 0111 = 7 1000 = 8 1011 = 9 1010 = A 1011 = B 1100 = C 1101 = D 1101 = E 1111 = F 
• Contoh: plainteks 100111010110 dibagi menjadi blok 4-bit: 1001 1101 0110 dalam notasi Hex adalah 9 D 6

Operasi XOR

• Paling banyak digunakan di dalam cipher modern 
• Notasi:  
• Operasi: 0  0 = 0 0  1 = 1 1  0 = 1 1  1 = 0 
• Operasi XOR = penjumlahan modulo 2: 0  0 = 0  0 + 0 (mod 2) = 0 0  1 = 1  0 + 1 (mod 2) = 1 1  0 = 1  1 + 0 (mod 2) = 1 1  1 = 0  1 + 1 (mod 2) = 0 10 
• Hukum-hukum yang terkait dengan operator XOR: (i) a  a = 0 (ii) a  b = b  a (iii) a  (b  c) = (a  b)  c

Operasi XOR Bitwise

• Jika dua rangkaian dioperasikan dengan XOR, maka operasinya dilakukan dengan meng-XOR-kan setiap bit yang berkoresponden dari kedua rangkaian bit tersebut. Contoh: 10011  11001 = 01010 yang dalam hal ini, hasilnya diperoleh sebagai berikut: 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1  1  1 0  1 0  0 1 0 1  1 0 1 0 1 0

Cipher dengan XOR

• Sama seperti Vigenere Cipher, tetapi dalam mode bit 
• Setiap bit plainteks di-XOR-kan dengan setiap bit kunci. Enkripsi: C = P  K Dekripsi: P = C  K Contoh: plainteks 01100101 (karakter ‘e’) kunci 00110101  (karakter ‘5’) cipherteks 01010000 (karakter ‘P’) kunci 00110101  (karakter ‘5’) plainteks 01100101 (karakter ‘e’) • Jika panjang bit-bit kunci lebih pendek daripada panjang bit-bit pesan, maka bit-bit kunci diulang penggunaannya secara periodik (seperti halnya pada Vigenere Cipher) • Contoh: Plainteks : 10010010101110101010001110001 Kunci : 11011011011011011011011011011 Cipherteks: 01001001110101110001010101010 


Kategori cipher Berbasis Bit

1. Cipher Alir (Stream Cipher) - beroperasi pada bit tunggal - enkripsi/dekripsi bit per bit 
2. Cipher Blok (Block Cipher) - beroperasi pada blok bit (contoh: 64-bit/blok = 8 karakter/blok) - enkripsi/dekripsi blok per blok


Nama   : Achmad Maulana Ambiya

NIM     : 1903015041

Artikel ini dibuat sebagai tugas kuliah  sebagaimana yang tertuang dalam https://onlinelearning.uhamka.ac.id

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Riset dalam bidang Multimedia Security) oleh (Achmad Maulana Ambiya)

Tugas 11 [Achmad] Prinsip Perancangan Blok Cipher